Kesultanan Samudera Pasai (Materi SKI Kelas IX)

 


Kesultanan Samudera Pasai

Kesultanan Samudera Pasai, juga dikenal dengan Samudera, Pasai, atau Samudera Darussalam, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir timur Laut Aceh. Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe, Aceh Utara sekarang. Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Penguasa kerajaan Samudera Pasai terdiri atas dua dinasti, yaitu Dinasti Meurah Khair dan Meurah Silu sebagaimana dalam penjelasan berikut.

a.    Dinasti Meurah Khair

Pendiri dan raja pertama kerajaan Samudera Pasai adalah  Murah Khair yang bergelar Maharaja Mahmud Syah (1042-1078). Pengganti beliau adalah Maharaja Mansyur Syah (1078-1133 M). Kemudian dilanjutkan oleh Maharaja Giyasuddin Syah (1133-1155 M). Raja berikutnya adalah Meurah Noer bergelar Maharaja Nuruddin atau Tengku Samudera atau Sultan Nazimuddin al Kamil dari Mesir, beliau tidak dikaruniai keturunan sehingga ketika ia wafat, kerajaan samudra pasai mengalami kekacauan karena perebutan kekuasaan. Setelah terjadi perebutan kekuasaan sepeninggal Maharaja Nurudin, munculah Meurah Silu keturunan Raja Perlak mendirikan Dinasti kedua

b.    Dinasti Meurah Silu

Dinasti ini didirikan oleh Meurah Silu yang bergelar Malik al-Saleh. Ia merupakan keturunan Raja Perlak yang mendirikan kedua dinasti di Kerajaan Samudera Pasai.

1)    Nama-nama raja yang memerintah pada Kerajaan Samudera Pasai, antara lain:

a)    Malik as Saleh (1285-1297 M)

             Datang utusan kerajaan Mamluk Mesir Syeikh Ismail pada saat penobatan. Meurah Silu menikah dengan puteri raja Perlak yang bernama Ganggang Sari. Dalam menjalankan pemerintahannya dibantu Seri Kaya (Sidi Ali Khiatuddin) dan Bawa Kaya (Sidi Ali Hasanuddin).

b)   Muhammad Malik Zahir (1297-1326M)

c)    Mahmud Zahir (1326-1345M)

d)   Mansur Malik Zahir (1345-1346M)

e)   Achmad Malik Zahir (1346-1383M)

f)     Zainal Abidin (1383-1403M)

Ia dinobatkan usianya masih kecil dan pemerintahan dipegang oleh Pembesar Kerajaan.

Diserang Kerajaan Siam sehingga Zainal Abidin ditawan dan baru bebas setelah ditebus dengan  dua ekor itik dari emas dan sebuah pisau emas.

Tahun 1377 M diserang Majapahit yang dipimpin Hayam Wuruk. Majapahit khawatir atas kemajuan Samudera Pasai, terutama kemajuan di bidang perdagangan dan penyebaran agama Islam. Sehingga dapat ditaklukan.

Kerajaan Samudera Pasai menjalin hubungan politik dengan Malaka melalui perkawinan antara raja Parameswara dengan puteri Zainal Abidin

g)    Sultan Haidar Bahiam Syah (1406-1417 M)

h)   Sultan Nagor (1417-1419 M)

i)      Sultan Akhmad Permala (1419-1420 M)

j)     Sultan Iskandar (1420-1434 M)

Terjalin hubungan dengan Tiongkok. Dari Tiongkok datang seorang utusan yang bernama Cheng Ho.

Dengan adanya hubungan  itu pemerintah Tiongkok memberi jaminan perlindungan dan bantuan kepada Samudera Pasai apabila ada serangan dari manapun datangnya. Untuk memperkuat hubungan diplomatik tersebut Sultan Iskandar Melakukan kunjungan balasan ke Tiongkok dan ia meninggal di sana.

Kehidupan ekonomi berasal dari sektor perdagangan.

Bukti kemajuan (menurut Tome Pires asal Portugis): memiliki mata uang dirham, penerapan sistem pajak/cukai barang yang masuk, diberlakukannya hukum Islam.

Bukti peninggalan arkeologi: Batu nisan Sultan Malik Ashaleh, dan jirat puteri Pasai.


0 Post a Comment:

Posting Komentar